News Update :

Tutut Murah dan Berkhasiat (khas Bogor)

Saturday, February 18, 2012

Jika akhir-akhir ini anda pernah menyusuri kota Bogor terutama sekitar Perumahan Yasmin tepatnya jalan Ring Road, maka anda akan menemukan deretan pedagang tutut disepanjang jalan. Sudah beberapa bulan terakhir ini Jalan Sholeh Iskandar hingga Jalan Abdullah bin Nuh, Kota Bogor dipenuhi oleh deretan lapak pedagang tutut. Tampaknya, tutut, menjadi masakan yang kembali ngetren dan digemari di wilayah Bogor. Bahkan, sejumlah pedagang buah, es campur, hingga pedagang cilok pun beralih dagangannya menjadi tutut. Sejumlah pedagang yang kebanyakan berasal dari Cirebon ini mengaku tertarik untuk beralih ke tutut karena menilai penikmatnya semakin banyak. Entahlah kalau di kota lain yang pasti kemunculan para pedagang tutut di Bogor ini baru mulai sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu. 
"Tutut Pak Harto " namanya. jadi teringat seseorang..hehe

Tutut punya sebutan berbeda disetiap tempat, ada yang menyebut siput, ciput, keong dll. 
Ada dua cara menikmati tutut, pertama dengan cara menghisap sekaligus dari pangkal cangkangnya, namun cara ini hanya bisa dilakukan jika ujung cangkang tutut sudah dilubangi. Bagi yang belum terbiasa makan tutut dengan cara ini seringkali tersedak saat menghisap dagingnya. Cara kedua adalah dengan menggunakan alat yaitu tusuk gigi atau sejenis jarum, dengan tusuk gigi kita tinggal menusuk daging tutut kemudian ditarik dari cangkangnya.
Ini yang namanya Tutut alias Kroco


Dengan iming-iming kandungan protein yang tinggi serta bisa membantu penyembuhan penyakit liver, kuning, hingga penambah nafsu makan, tutut di kawasan jalan tersebut semakin naik daun dan laris manis. Sejumlah penelitian menyebutkan tutut atau keong sawah mengandung protein yang cukup tinggi tetapi kadar lemak atau kolesterol rendah, yakni 15 persen protein, 2,4 persen lemak, dan sekitar 80 persen air.
Selain itu disebutkan 75 persen lemak di tubuh keong adalah unsaturated fatty acids atau lemak yang baik dan dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, makanan yang sering disebut makanan kampung ini bisa menjadi alternatif sumber protein hewani pengganti daging.
Macam-macam tulisan di spanduknya. Ada ”Tutut Boga Rasa”, ”Tutut Asoy Geboy”, dan nama-nama lainnya. Bikin saya ketawa sendirian hi..hi…. Ada juga yang dijual tidak menggunakan gerobak tapi dengan menggunakanmobil yang dibuka bagian bagasinya. Tulisannya ”Tutut Luxio”, karena penjualnya memakai mobil merk Luxio. 
Share this Article on :
 

© Copyright Radja Copas Blog 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates - Jasa SEO | Powered by Blogger.com.