Miliki hati yg menolak maksiat, tidak senang maksiat. Apalagi bisa melarang dengan tangan. Sebab pengaruhnya pada rizki&doa. Bisa kehalang. Jika sikap kita permisif ("ah..bodo amat pada korupsi kan situ juga yang dosa, udah dewasa,,udah pada tahu kali..") maka yang dikhawatirkan RasulAllah bisa terjadi. Apa tuh? Yakni ketika kalian berdoa, tidak kunjung dikabulkan. Ketika kesusahan dihadirkan. Ketika rizki begitu seret...
Kita barangkali bukan pelaku dosa itu&bukan penikmat juga. Misal, bukan termasuk penikmat tayangan tv yg akhlaknya kaco...Atau bukan pelaku judi, zina, mabok, dll., . Tapi karena kita cuek aje, maka ya kena juga azab itu...
Sungguh, akan dtg 1 masa, di mana yg kena azab, kena asapnya azab, bukan hanya yang berdosa di antara kalian...
Namun bukan berarti lalu kita datang ke sana, ke tempat-tempat maksiat, atau bertindak anarkis. Bukan. Itu juga tidak arif. Tidak bijak. Milikilah hati yg minimal menolak. Jangan membiarkan. Apalagi ikut menikmati. Daaaannn.. kalau pun bisa mengubah dengan tangan, adakan pendekatan, beri pendidikan, beritahu, ajak dg cara yg santun...