News Update :
Showing posts with label GO Green. Show all posts
Showing posts with label GO Green. Show all posts

Harapan Untuk Rektor IPB 2012

Monday, September 24, 2012

IPB kampus hijau and the world class university akan mengadakan hajat besarnya. Pemilihan rektor IPB, yaps. Rektor adalah sosok yang sangat penting, bukan hanya pemimpin yang mengambil keputusan tapi juga pemikir,pembina,dan wajah kampus di dunia internasional. Pemilihan rektor periode sebelumya tidak seheboh sekarang. Tahun 2007 yang saya tahu hanya calon rektor, tidak dari bakal calon rektor. Ini adalah daftar nama bakal calon rektor yang ada:
DAFTAR NAMA BAKAL CALON REKTOR (BCR) IPB PERIODE 2012 – 2017
HASIL PENJARINGAN
Tanggal 19 September 2012
No Nama No Nama
1 Agus Purwito, Dr. Ir.
2 Amril Aman, Dr. Ir.
3 Anas Miftah Fauzi, Prof. Dr. Ir.
4 Ari Purbayanto, Prof. Dr. Ir.
5 Arif Daryanto, Dr. Ir.
6 Arif Satria, Dr. Ir.
7 Arya Hadi Darmawan, Dr. Ir.
8 Asep Saefuddin, Dr. Ir.
9 Bambang Hero Sahardjo, Prof. Dr. Ir.
10 Bambang Purwantara, Dr. Drh.
11 Bambang Widigdo, Dr. Ir.
12 Bayu Krisnamurthi, Dr. Ir.
13 Budi Mulyanto, Prof. Dr. Ir.
14 Bustanul Arifin, Prof. Dr. Ir.
15 Cecep Kusmana, Prof. Dr. Ir.
16 Dahrul Syah, Dr. Ir.
17 Dedi Budiman Hakim, Dr. Ir.
18 Dondin Sajuthi, Prof. Dr. Drh.
19 Drajat Martianto. Dr. Ir.
20 Endang Gumbira Said, Prof. Dr. Ir.
21 Endang Suhendang, Prof. Dr. Ir.
22 Ernan Rustiadi, Dr. Ir.
23 Ervizal A. M. Zuhud, Prof. Dr. Ir.
24 Hardinsyah, Prof. Dr. Ir.
25 Hariadi Kartodiharjo, Prof. Dr. Ir.
26 Hendrayanto, Dr. Ir.
27 Hermanto Siregar, Prof. Dr. Ir.
28 Herry Suhardiyanto, Prof. Dr. Ir.
29 I Wayan T. Wibawan, Prof. Dr. Drh.
30 Ibnul Qoyim, Dr. Ir.
31 Idat Galih Permana, Dr. Ir.
32 Imam Suseno, Dr. Ir.
33 Indra Jaya, Prof. Dr. Ir.
34 Khairil Anwar Notodiputro, Prof. Dr. Ir.
35 Kudang Boro Seminar, Prof. Dr. Ir.
36 Kukuh Murtilaksono, Prof. Dr. Ir.
37 Luki Abdullah, Dr. Ir.
38 Luky Adrianto, Dr. Ir.
39 M. Syamsul Ma'arif, Prof. Dr. Ir.
40 Muhammad Zairin Junior, Prof. Dr. Ir.
41 Musa Hubeis, Prof. Dr. Ir.
42 Nur Azam Achsani, Prof. Dr. Ir.
43 Purwiyatno Hariyadi, Prof. Dr. Ir.
44 Rimbawan, Dr. Ir.
45 Rina Oktaviani, Prof. Dr. Ir.
46 Roedhy Poerwanto, Prof. Dr. Ir.
47 Ronny R. Noor, Prof. Dr. Ir.
48 Roy Sembel, Prof. Dr. Ir.
49 Sam Herodian, Dr. Ir.
50 Soeryo Adiwibowo, Dr. Ir.
51 Sudrajat, Dr. Ir.
52 Toto Toharmat, Prof. Dr. Ir.
53 Yonny Koesmaryono, Prof. Dr. Ir.
54 Yusman Syaukat, Dr. Ir.
55 Yusram Masijaya, Prof. Dr. Ir.
Ada 3 dosen Fateta di sana, Pak Herry yang merupakan rektor sekarang, beliau fokus di pertanian tropika. Pak sam Herodian merupakan Dekan Fateta. Dan Pak Kudang yang merupakan pimpinan di DKSI, fokus dalam pengembangan sistem informasi. Selain itu, Prof Kudang juga merupakan sosok yang sangat religius.
Sebagai alumni saya berharap rektor nantinya tetap menjadikan IPB sebagai kampus rakyat, tidak menitik beratkan pada komersialisasi, tidak mengotori cita IPB, dan tentu memiliki sense of pertanian yang tinggi.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Friday Night "bukan" Di IPB Lagi

Friday, September 21, 2012

friday night itu menyenangkan because besok weekend. But kadang kita bingung, mau apa? 

kalau beberapa waktu lalu masih punya tempat singgah di Bogor dan selalu Friday night dihabiskan dengan melakukan perjalanan penuh perjuangan Bekasi-Bogor, Jalan malam cari makan di IPB, lalu ke rumah yang ceria di salah satu sudut kampus IPB Darmaga. bercanda bersama sahabat-sahabat sambil nonton FTV..oooww..sekarang tidak lagi. cukup stay di Bekasi..okey..
Dari jam 7 di depan laptop dan tanpa posting. mau pasang badge IPB gagal terus. Tak tahu kenapa sudah tak jadi mahasiswa malah baru berniat pasang badge almamater di Blog. Mungkin sedang kangen karena berbulan-bulan tak berkunjung kesana. 
Semasa kuliah, Friday night biasa saja karena besoknya pasti kuliah. entah kuliah pengganti atau kuliah SC. Nikmati saja, yapp. sejenak tadi blogwalking ke beberapa blogger IPB. Hemm kenapa dulu semasa kuliah tak ada blogging day atau whatever about blogging. Masa itu yang booming masih friendster sama facebook belakangan. 
Jadi terfikir untuk buat Blog about pertanian dalam arti luas. Tapi apa saya tahu banyak tentang hal itu? nanti kalau mati gaya di jalan bagaimana? jangan menyerah..tak mengapa dicoba. Bukankah "kalimat yang hanya terucap dan terfikir akan mudah lupa, tetapi jika kita simpan dalam tulisan akan mudah diingat dan disebarkan ke orang lain?"...
Ok..proyek buat blog pertanian will start

DiesNatalis IPB 49 (IPB at the history)

Friday, August 31, 2012


Jujur saja saya malu karena baru tahu sekarang, Dies Natalis IPB itu jatuh pada hari ini 1 September. Kalau ke berapa saya tahu, pasti ke-49, jadi IPB lahir tahun berapa? Mmm..2012-1949..IPB lahir tahun 1963. Jadul banget ya..zaman itu Ibu saya pun belum lahir. IPB kampus hijau, terima kasih sudah mencari saya. Mencari? Ya,,saya kenal IPB dari sosialisasi mahasiswanya. Dalam mind set saya, IPB itu sawah. Itupun yang mungkin ada di mindset orang tua kala itu. Dan dengan bekal nekat akhirnya saya serahkan formulir pendaftaran USMI (ujian seleksi amsuk IPB) atau PMDK dengan jurusan Teknik Pertanian di pilihan pertama. Saat itu saya tidak tahu Teknik Pertanian itu ranahnya seperti apa. Dan 1 tahun kemudian saya tahu bahwa ternyata Teknik Pertanian itu tak ubahnya Teknik Mesin.


IPB itu kampus dunia akhirat, ya..suasananya memang memikat dengan aura shalihat. Hehe apa siih..ya memang begitu. Disana saya belajar tentang budaya dari seluruh nusantara, belajar tentang kehidupan. Bagaimana banyak dari rekan saya dengan kondisi seadanya jauh dari keluarga bias survive dan berprestasi. Pokoknya kampus bersahaja banget deh. Mungkin kalau di kampus lain saya akan canggung pakai kemeja naik onthel ke kampus. Tapi di IPB itu wajar banget.
masjid al hurriyah IPB

Asrama internasional

Suasana praktikum di lab. lapang leuwikopo

Praktikum buat sawah (ga mudah lo)

presicion farming

Sejarah perkembangan IPB dimulai dari tahapan embrional (1941-1963), tahap pelahiran dan pertumbuhan (1963-1975), tahap pendewasaan (1975-2000), tahap implementasi otonomi IPB (2000-2005) dan menuju tahap IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang akan dimulai pada tahun 2006. Pada saat lahir, dua fakultas di Bogor yang berada dalam naungan UI berkembang menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun 1964, lahir Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang kini menjadi Fakultas Teknologi Pertanian.
suasana pagi di kampus IPB

Sebelum Perang Dunia II, lembaga-lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare Landbouwschool, Middelbare Bosbouwschool dan Nederlandsch Indiche Veeartsenschool. Sekarang ini Bogor agricultural university (IPB) telah merambah berbagai jenis ilmu yang terbagi dalam beberapa fakultas.
Fakultas Pertanian
Fakultas Kedokteran Hewan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Fakultas Peternakan
Fakultas Kehutanan
Fakultas Teknologi Pertanian berwarna merah
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berwarna putih
Fakultas Ekonomi Manajemen
Fakultas Ekologi Manusia

Fenomena Es Dawet Ireng

Monday, July 2, 2012


Sepanjang perjalanan menuju Yogyakarta, mata saya  disuguhi dengan berbagai hal termasuk sajian kuliner. Nah, yang berbeda pada akhir juni ini semenjak masuk jalur selatan tepatnya Purworejo, hamper setiap 5 meter terdapat tukang es dawet hitam. Apa itu? Lapaknya sederhana dan menyebar hingga wilayah kulonprogo dan Yogyakarta.


Setahu saya, es dawet itu cendolnya warna hijau atau kadang merah. Dan Dawet yang terkenal ya Dawet Ayu Banjarnegara. Lalu apa dawet hitam atau dawet ireng ini. Dawet ireng ini minuman berjenis dawet tapi dengan cendol yang berwarna hitam legam. Proses pembuatannya sangat alami yaitu diolah dengan tangan dan nggak pake bahan pewarna. Pewarna hitam buat cendol dibikin dari daun padi kering (oman) yang dibakar hingga menjadi abu, kemudian abu dicampur dengan air dan menghasilkan warna hitam. Sedangkan cendolnya dibuat dari sagu bukan dari tepung beras seperti cendol hijau biasa. Pemanisnya menggunakan gula aren. Ada keunikan dalam penyajian dawet ireng ini, yaitu pemerasan santan dari parutan kelapa langsung yang dapat dilihat oleh pembeli dan jumlah cendol ireng yang jauh lebih banyak dibanding kuahnya (santan dan air gula aren), kemudian ditambah es. Harganya berapa??? dawet ireng ini dibandrol cuma Rp 2.500,- saja per mangkok. Buat yang lagi travelling atau mudik atau sekedar lewat di jalur selatan Purworejo – Jogja, mampirlah sejenak melepas lelah sambil menikmati dawet ireng, yang terkenal adalah dawet ireng  jembatan butuh.
mirip dengan fenomena banyaknya tukang tutut di jalanan Bogor beberapa waktu lalu, semoga konsumen tidak cepat jenuh dan para pedagang terus berkreasi memelihara kekayaan kuliner nusantara tentunya dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan. 

Mahasiswa IPB Menjawab tantangan Dahlan Iskan Melalui Beras Analog

Tuesday, April 17, 2012


Apa yang ada di benak Anisa (ITP/45) dan 3 orang tim penelitian beras analognya ketika seorang menteri BUMN Dahlan Iskan berencana memboyong mereka keluar negeri untuk menuntut jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Semua terjadi begitu saja ketika Anisa memaparkan presentasi singkat mengenai beras analog untuk menjawab tantangan Dahlan terkait alternatif pengganti karbohidrat yang serupa dengan beras tetapi bukan beras untuk kemudian dikembangkan di Sorong, Papua. Beras analog merupakan salah satu alternatif diversifikasi pangan dimana komposisi karbohidrat dapat ditukar dengan jagung, sagu atau sorgum juga merupakan beras yang direkayasa untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diabetes. Beras hasil penelitian yang memang difokuskan untuk diversifikasi pangan ini sudah menjalani masa uji selama satu tahun penelitian. Tak lama botol seukuran kecil berisi beras analog berpindah ke tangan Dahlan dan Menteri Negara BUMN itu serta merta berteriak girang.

"Bapak Rektor, saya mau minta ijin kepada bapak untuk memboyong Anisa dan tim penelitiannya ke luar negeri. Berangkat besok pagi pun saya siap.." 

Riuh tepuk tangan kemudian menggema di seantero Graha Widya Wisuda, Institut Pertanian Bogor. Hari ini, 17 April 2012 merupakan Hari Peringatan 60 Tahun Pendidikan Pertanian. Acara ini dipersiapkan dengan luarbiasa matang, penonton memenuhi semua kuota kursi sehingga ada beberapa peserta yang harus berdiri demi menyaksikan celoteh sosok fenomenal yang belakangan menantang IPB untuk membuat peralatan pertanian yang efektif dan efisien itu. 

Setelah dibuka secara resmi oleh Rektor IPB Bapak Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc dengan mengutip kata-kata Dahlan Iskan "Saya BUKAN menteri, SAYA DAHLAN ISKAN!" kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter tentang 60 tahun Pendidikan Pertanian. Film ini cenderung spesifik pada pembangunan Institut Pertanian Bogor, pemilihan kota Bogor sebagai sentra edukasi pertanian dan mengisahkan tentang peletakan batu pertama pertanda pembangunan Institut Pertanian Bogor oleh Presiden Ir. Sukarno serta beberapa tokoh yang menjadi angkatan pertama yang menimba ilmu di IPB.

Memasuki acara inti, Dahlan Iskan yang ternyata tidak sempat menamatkan pendidikan S1 nya ini membakar semangat mahasiswa IPB dengan beberapa tantangan.

Pertama, beliau bercerita tentang rival utama pertanian Indonesia yaitu Tiongkok, dimana terjadi persaingan antara dua negara ini terutama di sentra produksi buah-buahan tropika. Dahlan kemudian memaparkan beberapa keunggulan Indonesia dalam ekspor buah-buahan tropika yang tidak mungkin terkalahkan oleh Tiongkok, kecuali produksi apel. Buah tropik merupakan kebutuhan pangan 1,3 milyar masyarakat Tiongkok yang potensial untuk diproduksi di Indonesia.
Kemudian beliau juga memaparkan tentang kegagalannya membangun sebuah perkebunan nanas di Kalimantan karena kurangnya pengetahuan beliau mengenai pengelolaan perkebunan nanas. Akibatnya, beliau rugi puluhan hektar.Tantangan Dahlan dalam hal buah tropika ini adalah dapatkah kita sebagai mahasiswa pertanian menemukan buah durian yang tidak berbau ketika dibawa di pesawat serta merevitalisasi perkebunan nanas pak Dahlan di pontianak?

Kedua, beliau memaparkan tentang rumput laut. Menurut sebuah literatur yang beliau baca tanpa disebutkan sumber pastinya, rumput laut merupakan harapan masa depan yang bisa mengentaskan kemiskinan. Rumput laut ini menjadi sumber kehidupan baru bagi nelayan untuk substitusi ikan. Namun, rumput laut baru bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan jika kuantitas bentangannya lebih dari 2000 sehingga dengan kapasitas tersebut, budidaya rumput laut cukup untuk makan dan pemenuhan life cost lainnya. Tantangan Dahlan selanjutnya adalah bagaimana upaya optimalisasi budidaya rumput laut untuk menolong nelayan yang notabene kelas ekonomi menengah ke bawah? Beliau juga mengaku tidak mengetahui bagaimana karakteristik rumput laut yang tergolong unggul secara kualitas.

Dalam kurun waktu satu tahun ke depan, Bapak Dahlan beserta jajaran BUMN berencana untuk membangun beberapa megaproyek. Salah satu yang menjadi tantangan terbesar yang sempat dilontarkan oleh Bapak Dahlan Iskan terutama untuk mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian adalah mendesain sebuah pabrik rumput laut pertama d Indonesia yang ditempatkan di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Menurut beliau, daerah Bulukumba merupakan area yang cocok untuk budidaya rumput laut dalam skala besar mengingat secara kuantitas, bulukumba memiliki potensi rumput laut sebanyak 2000 bentangan setiap orang sehingga cukup untuk dibudidayakan lebih lanjut menjadi salah satu sektor ekonomi kelautan. Tidak tanggung-tanggung, Pak Dahlan akan memberikan hadiah mobil untuk desain ini. Sebatas desain pabrik! Pabrik yang akan mengeksplor seluruh potensi rumput laut termasuk peran ilmu pengetahuan dalam mengkonversi rumput laut menjadi komoditas tepung dengan perantara mesin. Lagi-lagi ini kesempatan untuk Fakultas Teknologi Pertanian khususnya Prodi Teknik Mesin dan Biosistem.

Singgah di Atambua, NTT beberapa waktu yang lalu, beliau bercerita bahwa keadaan disana sangatlah memprihatinkan karena tanah yang kering dan kurangnya pasokan listrik. Beliau kemudian berpikir tentang sumberdaya apa yang patut dikembangkan selain BBM atau tenaga surya untuk membangun tenaga listrik yang berskala global tetapi ramah lingkungan. Terpikir di benak beliau adalah penanaman sorgum, karena beliau pernah menanam sorgum di Tonasa, Sulawesi Selatan dan sukses karena sorgum bisa hidup pada segala jenis tanah. Sorgum juga zero waste karena buahkan dapat dikonsumsi dan batangnya yang dibakar bisa dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik. Dahlan kemudian menantang mahasiswa IPB untuk menguji keberlakuan atau tingkat applicability dari sorgum sebagai sumber energi listrik tersebut untuk diterapkan di tanah NTT.

Menanggapi impor beras, Dahlan mengatakan bahwa sebagai negara agraris, beliau sangat malu dengan impor beras dan gandum. Tahun lalu tercatat sekitar 1,5 ton impor beras. Seolah-olah ilmu pengetahuan tidak bisa menyelesaikan permasalahan pertanian skala nasional. Menurut beliau, tidak terjadi keseimbangan antara penemuan-penemuan di bidang pertanian dengan aplikasinya di dunia real. Dalam hal ini, Dahlan mengaku berpegang teguh pada intensifikasi pertanian, karena menurutnya, solusi berupa ekstensifikasi pertanian lebih banyak opportunity cost-nya dibanding intensifikasi, baik dari segi biaya, luas lahan dan masa uji coba lahan. BUMN yang berada di bawah kendalinya juga telah menggalakkan program pembagian benih unggul dan pupuk gratis untuk petani. Hal ini sebenarnya dilematis karena akan menimbulkan karakter ketergantungan petani terhadap pemerintah itu sendiri.

Perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap produktivitas pertanian juga dikemukakan dalam Talk Show selama kurang lebih dua jam ini. Di daerah Sidomanik, Medan, terdapat kebun teh yang sudah tidak diperbaharui selama 100 tahun yang membuat kebun rusak total dan kerugian besar baik secara kualitas maupun kuantitas teh yang dihasilkan. Beliau memperkirakan adanya evolusi varietas karena perubahan iklim yang tidak menentu. BUMN yang sempat ingin mengkonversi kebun teh ini menjadi kebun kelapa sawit menuai protes warga setempat. Terkait kebun teh, Dahlan juga berujar bahwa salah satu lokasi kebun teh di bandung telah rusak akibat pembangunan jalan tol di tengah kebun teh tersebut.

Megaproyek BUMN selanjutnya merupakan Program Pro Beras yang dicanangkan untuk mengganti SDM petani yang telah lanjut usia dan menggairahkan kembali semangat pertanian generasi muda. Sistem yang dijalankan disini adalah penyerahan sebagian pengelolaan lahan pertanian berupa areal sawah kepada BUMN. BUMN memang sedang fokus secara besar-besaran pada ketahanan pangan Indonesia pada tahun ini.

Saat ditanya tentang kendala SDM, beliau dengan bijak berkata,
"Saya percaya dengan SDM Indonesia jaman sekarang. Kemampuannya sudah setara dengan luar negeri dan layak dihargai. Saya yakin sebenarnya tenaga luar negeri yang dikirim ke Indonesia sebenarnya bukan tenaga ahli, karena tenaga ahli luar negeri tidak mungkin dikirim ke Indonesia. Secara kasar, sebenarnya negara kita adalah objek pembelajaran orang-orang luar negeri. Jadi, kenapa harus orang luar negeri yang belajar? Mengapa bukan kita sendiri?"

Ketika sesi diskusi dan tanggapan dimulai, berbagai tanggapan dan pertanyaan dari mahasiswa pun satu persatu dilontarkan dan beliau dengan sabar menanggapinya. Kaisar Akhir (ITK/48) mengusulkan perhatian khusus kepada microalgae karena berpotensi sebagai biofuel dan bioelectricity. Seorang mahasiswa asal Pontianak mengusulkan adanya sistem kemandirian tani dimana pemerintah memberikan bibit-bibit unggul dan peralatan pertanian dan selanjutnya diintegrasikan dengan distribusi dan konsumsi produk dengan mewajibkan setiap kepala keluarga di Pontianak membeli minimal 1 karung beras lokal.

"Harusnya ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu pertanian dapat memecahkan permasalahan di dunia pertanian. Kuncinya adalah pemilihan komoditi yang tepat dan bagaimana memanfaatkan lahan yang sama agar bisa memproduksi hasil pertanian lebih banyak tanpa mereduksi kualitas. Saya yakin, dengan IPB, mari bersama pecahkan permasalahan pertanian di Indonesia!"

Sedemikian berapi-api, beliau juga menyisipkan pesan moral bahwa semakin modern, akan semakin kecil pula ketergantungan masyarakat akan peran pemerintahnya. Jangan segala sesuatu ditumpukan kepada pemerintah karena pemerintah pun memiliki keterbatasan. Menurut beliau, kuliah sebenarnya adalah mengembangkan kapasitas berpikir sistematis dan berasaskan metodologi yang tepat secara ilmiah maupun harfiah.

"Sudah saatnya kita berkarya. Ngomel saja tidak cukup!" celetuk beliau. Mengakhiri sesi.
Source: this

IPB Berbicara Tentang Tomcat: Dia kawan petani

Friday, March 30, 2012

Heboh isu Tomcat, semuanya etakutan dan menganggap ini adalah musibah. Tapi ternyata binatang ini memiliki manfaat lho.
- Bagi sebagian warga di beberapa daerah, serangan Tomcat (Paederus Littoralis) memang sangat mengganggu dan meresahkan. Namun, bagi para petani, populasi Yomcat sangat membantu. Tomcat merupakan sahabat petani.
Dalam kuliah umum di Fakultas Pertanian IPB,  Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc (Dosen Proteksi Tanaman) dan  dr Mira Ikawati, Sp.KK menjelaskan tentang hal ini. 


Manfaat
Tomcat merupakan musuh alami (hama), keberadaanya sangat menguntungkan petani. Tomcat makan wereng batang coklat dan hama-hama kecil yang ada di tanaman padi.

Cara menanggulangi

tomcat itu bukan serangga endemik, dia ada dimana-mana sejak dahulu kala. tomcat itu tertarik dengan cahaya. Matikan lampu kalau tidak digunakan,ganti dengan yang kuning. kalaupun merasa dihinggapi sama tomcat,jangan ditepok kaya nyamuk. Karena dia kumbang, bukan nyamuk. kalaupun sudah menempel di tubuh, lebih baik disingkirkan dengan hati-hati, mungkin dengan ditiup, jangan sampai cairannya keluar. Dan kalau terkena cairan dari tomcat, segera cuci bersih. Kalaupun paling apesnya kita kena iritasi, jangan obati dengan Acyclovir.karena toksik tomcat nggak mengandung virus. 

jangan sampai keresahan dan ketakutan warga pada Tomcat membuat ada upaya pemusnahan massal terhadap populasi serangga tersebut. Daripada membunuh wereng dengan insektisida, yang pasti akan lebih mahal dan membuat serangga resisten, lebih baik kita pakai senjata Biologis yaitu Tomcat. 

:: google + a new social networking ::

Sunday, July 24, 2011


Google launches Gooogle + (http://plus.google.com), the newest social networking. Armed services like youtube, document, search engine, gmail, and android, of course, make facebook + google rival to fear. for users of facebook, google + are almost identical in operation, but there are some interesting things. The following are some security features + google: 
 
 


Circles
with circles (the circle) you can add friends and mengelokkannya based kesamaaan hobbies or anything else. The main difference circle with a list of facebook friends is that you can set to show or hide your post to certain groups of friends. this is certainly different from facebook where you post the status can be viewed by all your friends not only by the names on the list of friends. With the circle you can make friends with anyone without waiting for confirmation, but if you want to see posts of people you invite friends, the people concerned should put you on linkarannya. if you own that put others to the circle but the person does not put you into the circle you will only be able to show your post to the person and not vice versa (such as "follow" and "follow back" on twitter).

+1
is a feature in google + whose function is similar to function is like in facebook.

Huddle
With Huddle you can write an instant message to a group of friends

Private Message
simply write the status of the stream and set it to be able to be viewed by one person.

Photos / video sharing
exactly the same as in facebook.

Sparks
use the sparks to get a "feed" of the Internet in accordance with the interests or hobbies that you select.

:: how to register to google + ::

to get an account in google + you should get an invitation first. invitations will be sent via email, to accept theinvitation sent by click the "Learn more about google +". later, you will diminya complete account profiles thatyou create. email if you use gmail, you will not be asked to verify this by entering the phone number. however, ifyou use an email account other than gmail then vice versa. after entering the confirmation code sent via text message, click create account to create a google account +.

:: ANDROID DUAL SIM CARD ::

Saturday, July 23, 2011

Andoid popularity of mobile phones being above the high position. High data access requirements, the application of diverse, making the Android OS is selected communities even a slight shift Blackberry OS. Oftenandroid users must have 2 sim cards. A regular Sim card, one sim card with data access cheaper tariffs. To that end, several local vendors began memeberanikan self issued card dual android phone. With more and more localandroid market homeland, whether it will provide a serious threat to the big brands that had first masteredIndonesia smartphone market? If the market does respond well to the emergence of local android dual SIM, it is not likely a big brand with the passage of time will be bored with the emergence of local brands android dual simespecially if supported with a cheaper price than the well-known brand.
 
 

Kantor Google akan di buka di indonesia

 

© Copyright Radja Copas Blog 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates - Jasa SEO | Powered by Blogger.com.