Kutipan dari buku yang saya baca yaitu “catatan hati di setiap doaku”:
“Allah yang maha pengasih ketika mengampuni tak pernah mengusik lagi dosa hamba-Nya yang sudah-sudah”.
Berkaca pada diri, saat seseorang berbuat salah yang mengesalkan hati lalu dia meminta maaf dan diripun memaafkannya. Akan tetapi, perbuatan menyakitkan yang dilakukan tersebut sebenarnya amsih membekas dalam hati dan terus diusik-usik, bukan menguburnya bersama kata maaf. Astaghfirullah…
Saat kata maaf terucap, ada 2 pilihan jalan yaitu, memaafkan dengan menyimpan dendam (sakit hati akan terus terasa) atau mengubur jauh-jauh dalam-dalam dengan ihlas. Semoga kita termasuk orang-orang yang ihlas saat memaafkan kesalahan orang lain.